Perbankansyariah.umsida.ac.id – Inovasi dalam pemasaran berbasis nilai Islam menjadi sorotan utama dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh tim dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).
Melalui program bertajuk The Implementation of Marketing Mix in the Empowerment of Productive Waqf at Mooist Donuts and Milk Sidoarjo, kegiatan ini berhasil meningkatkan pendapatan usaha waqaf produktif hingga 15 persen dalam waktu dua bulan.
Program tersebut digagas oleh tim dosen Umsida yang terdiri dari Intan Al Masyrurotul Masyruroh, Ninda Ardiani, Ruslianor Maika, dan Satrio Sudarso. Kegiatan ini berfokus pada penerapan strategi marketing mix — meliputi aspek produk, harga, tempat, dan promosi — dalam pengelolaan unit usaha waqaf di bawah naungan Yayasan Bina Peradaban Islam Indonesia. Melalui pendekatan ini, tim pengabdian berupaya mengintegrasikan konsep manajemen modern dengan nilai-nilai ekonomi Islam agar bisnis waqaf mampu berdaya saing sekaligus berorientasi sosial.
Waqaf Produktif Sebagai Penggerak Ekonomi Umat
Yayasan Bina Peradaban Islam Indonesia dikenal sebagai lembaga yang aktif mengelola dan mengembangkan aset waqaf secara profesional. Melalui tiga unit usahanya — Swalayan BAZAF, Catering Emteyaz, dan Mooist Donuts and Milk — yayasan ini berupaya mengubah paradigma waqaf dari sekadar aset sosial menjadi sumber produktivitas ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam konteks ini, Mooist Donuts and Milk menjadi contoh nyata bagaimana waqaf produktif bisa dikembangkan dengan pendekatan manajemen modern. Unit usaha yang memiliki dua cabang di Sedati dan Waru, Sidoarjo ini menghadapi sejumlah tantangan, terutama dalam hal sistem pemasaran yang masih konvensional. Minimnya strategi promosi digital membuat potensi pasar belum tergarap optimal.
Menurut tim pengabdian, perbaikan strategi pemasaran harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip maqashid al-syariah — yakni menjaga keseimbangan antara keuntungan dan nilai kemaslahatan. “Penerapan bauran pemasaran dalam bisnis waqaf tidak boleh lepas dari nilai etika dan tanggung jawab sosial,” ujar salah satu anggota tim pengabdian. Pendekatan ini diharapkan dapat memperkuat peran waqaf sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi umat melalui peningkatan kompetensi dan kemandirian masyarakat sekitar.
Pelatihan Digital Marketing dan Aplikasi Kasir Pintar
Sebagai langkah konkret, tim dosen Umsida melaksanakan pelatihan yang diikuti oleh 15 peserta dari tiga unit usaha waqaf. Para peserta terdiri dari pengelola dan karyawan yang memiliki latar belakang usaha kecil-menengah dengan rentang usia 22–45 tahun.
Pelatihan ini mencakup berbagai materi seperti manajemen berbasis POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling), penggunaan aplikasi Kasir Pintar untuk efisiensi operasional, serta pelatihan branding dan desain produk menggunakan Canva. Pelatihan dilaksanakan pada 7 September 2024 di Café Ekopilogi, Sidoarjo, dan berhasil memberikan dampak nyata terhadap kemampuan peserta dalam membuat strategi pemasaran yang lebih kreatif dan adaptif terhadap era digital.
Para peserta belajar menyusun konten promosi untuk media sosial, mendesain kemasan produk yang menarik, hingga menerapkan sistem kasir digital agar pencatatan transaksi lebih efisien. “Pendekatan mentoring ini penting agar peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mempraktikkan strategi digital marketing di lapangan,” jelas salah satu anggota tim.
Setelah pelatihan selesai, peserta tetap mendapatkan pendampingan berkala untuk memastikan implementasi strategi berjalan efektif. Proses ini dilakukan melalui kunjungan langsung dan konsultasi daring agar pengelola bisnis dapat mengatasi kendala teknis dengan cepat.
Dampak Nyata terhadap Peningkatan Usaha dan Pemberdayaan
Hasil implementasi program menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pendapatan harian Mooist Donuts and Milk meningkat sekitar 15 persen, sementara jumlah pengikut akun Instagram resmi @mooist.id bertambah dari 564 menjadi 630 dalam satu bulan. Kampanye digital juga berhasil menarik 76 pelanggan baru hanya dalam dua minggu pertama setelah peluncuran promosi daring.
Selain dampak finansial, kegiatan ini juga memberikan efek sosial yang besar. Pelaku usaha waqaf kini lebih percaya diri dalam menggunakan teknologi digital dan memahami pentingnya promosi berkelanjutan. “Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa pengelolaan waqaf produktif yang dikombinasikan dengan strategi marketing mix modern dapat memperkuat kemandirian ekonomi umat,” tutur tim pengabdian.
Inovasi pemasaran ini tidak hanya meningkatkan daya saing usaha, tetapi juga membuka peluang kerja baru bagi masyarakat sekitar. Dengan meningkatnya kapasitas manajerial dan digital, pengelola usaha mampu memberikan kontribusi nyata terhadap kesejahteraan sosial dan pemberdayaan ekonomi berbasis syariah.
Sinergi Ekonomi Syariah dan Inovasi Digital
Program pengabdian masyarakat ini mencerminkan sinergi antara ekonomi syariah dan inovasi digital dalam mewujudkan kemandirian ekonomi umat. Dengan memadukan nilai-nilai Islam seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab sosial dalam praktik bisnis modern, kegiatan ini menjadi contoh konkret bagaimana konsep ekonomi Islam dapat diterapkan secara produktif di tengah masyarakat.











